Maka Peliharalah hati sebelum di pinta pemilik hati.






HAKIKAT dari hati adalah tak terlihat dan samar bagi panca indera manusia. 
Namun keberadaan hati dapat dirasakan. Keberadaan hati pun termasuk perkara ghaib bagi manusia, sama halnya dengan ruh.
Oleh sebab itu, Imam al-Ghazali menempatkan hati sebagai hakikat ruh. 
Beliau menyebut hati sebagai bagian jenis malaikat. Karena, hati merupakan suatu bentuk yang abstrak bagi manusia atau tak dapat dilihat oleh panca indera. (al Ghazali dalam kitab Kimiya as Sa’adah)
Hati juga merupakan tempat memperolehnya pengetahuan hakiki setelah panca indera. 
Jika saja AllahSubhanahu Wata’ala tidak menciptakan hati bagi manusia, maka seseorang tidak akan mengetahui sesuatu sampai hakikatnya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu Wata’ala  :

وَٱللَّهُ أَخۡرَجَكُم مِّنۢ بُطُونِ أُمَّهَـٰتِكُمۡ لَا تَعۡلَمُونَ شَيۡـًٔ۬ا وَجَعَلَ لَكُمُ ٱلسَّمۡعَ وَٱلۡأَبۡصَـٰرَ وَٱلۡأَفۡـِٔدَةَ‌ۙلَعَلَّكُمۡ تَشۡكُرُونَ (٧٨)
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur.” (QS An-Nahl [16] : 78).

Maka pergunakanlah hati dengan sebaik mungkin.
Jangan sampai ketika sang pemilik hati memanggil kita sedangkan hati kita dalam keadaan Kotor dan di penuhi dengan penyakit yang sukar untuk di obati...

Tidak ada komentar