KHUTBAH JUMAT BEBERAPA AMALAN UTAMA BULAN ROMADHON








KHUTBAH ROMADHON 1439 H
Oleh: PENYULUH AGAMA KAB, BATANG HARI  


اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَذِى جَعَلَ شَهْرُ رَمَضَانَ شَهْرَ الْخَيْرَاتِ وَالْبَرَكَةِ شَهْرَ الطَّاعَاتِ وَالْمَبَرَّاتِ شَهْرَ الصّيَامِ وَالْقِيَامِ وَأشْهَدُ أنْ لا اِلهَ اِلااللهُ وَحْدَهُ لا شَرِيْكَ لَهُ الْمُنْفَرِدُ بِالْوَحْدَانِيّةِ وَالْقُدْرَةِ الّذِى فَضَّلَ بَعْضَ الشُّهُوْرِ وَالاَيَّامِ عَلَى بَعْضٍ وَجَعَلَ شَهْرَ رَمَضَانَ مِنَ الشُّهُوْرِالْعِظَامِ وَأيَّامَهُ مِنَ الايَّامِ الْكِرَامِ وَأشْهَدُ أنَّ سَيِّدَنَا مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ الَّذِى أرْسَلَهُ اللهُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ اللّهُمَّ صَلِّ وِسَلِّمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُوْلِكَ سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ لِقَاءِ رَبِّهِمْ.

فقد قال الله تعالى في كتابه الكريم: شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ ۚ فَمَنْ شَهِدَ مِنْكُمُ الشَّهْرَ فَلْيَصُمْهُ ۖ وَمَنْ كَانَ مَرِيضًا أَوْ عَلَىٰ سَفَرٍ فَعِدَّةٌ مِنْ أَيَّامٍ أُخَرَ ۗ يُرِيدُ اللَّهُ بِكُمُ الْيُسْرَ وَلَا يُرِيدُ بِكُمُ الْعُسْرَ وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَىٰ مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ
 أمَّا بَعْدُ،
فَيَا أيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوْا اللهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلا تَمُوْتُنَّ اِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.

Puji syukur pada Allah SWT. Shalawat dan salam semoga senantiasa terlimpahkan kepada Rasulullah SAW dan para ahli keluarganya yang suci dan mulia.

Selaku khatib, saya berpesan pada diri sendiri dan jamaah sekalian: mari tingkatkan selalu ketakwaan kita kepada Allah SWT, agar kita mendapatkan kesuksesan hidup dunia dan akherat nantinya. Amin ..
Pada hari yang cerah ini pula, di hari romadhon yang ke delapan ini selaku khatib, saya ingin mengajak hadirin sekalian untuk sejenak merencanakan amalan-amalan utama kita di bulan Ramadhan sebagai cara kita untuk memperbaiki diri di bulan yang penuh dengan keberkahan ini.
Setiap kali Ramadhan tiba, hati kita bersuka-cita. Betapa tidak, Rasulallah SAW berpesan,

أَتَاكُمْ رَمَضَانُ، شَهْرٌ مُبَارَكٌ، فَرَضَ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَيْكُمْ صِيَامَهُ، تُفْتَحُ فِيهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ، وَتُغْلَقُ فِيهِ أَبْوَابُ الْجَحِيمِ، وَتُغَلُّ فِيهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِينِ، لِلَّهِ فِيهِ لَيْلَةٌ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ، مَنْ حُرِمَ خَيْرَهَا فَقَدْ حُرِمَ

“Telah datang kepada kalian Bulan Ramadhan bulan yang penuh berkah. ALLAH wajibkan kepada kalian puasa dibulan ini. (Di bulan ini), akan dibukakan pintu-pintu langit, dan di tutup pintu neraka, serta setan-setan dibelenggu. Demi ALLAH, di bulan ini terdapat satu malam yang lebih baik dari pada seribu bulan. Siapa yang terhalangi untuk mendulang banyak pahala di malam itu, berarti dia terhalangi mendapatkan kebaikan”
Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.
Selain berpuasa sebagai amalan utama kita di bulan Ramadhan, bulan ini juga dipenuhi gemilang keberkahan amalan-amalan lainnya. Pada kesempatan khutbah yang singkat ini, saya akan membahas empat amalan utama agar kita mampu mengoptimalkan bulan Ramadhan ini sebaik-mungkin.

Pertama: Ramadhan adalah bulan Alquran.
Allah SWT menegaskan,
 شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَىٰ وَالْفُرْقَانِ… (البقرة 185)
“Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil) (QS al-Baqarah: 185).
Karena Alquran adalah petunjuk Ilahi robbi, maka ketika semua buku dimulai dengan permohonan maaf penulisnya, khawatir ada salah sumber atau salah dalam ketikan, Alquran memulainya dengan pernyataan yang sangat tegas yakni , “tak ada keraguan di dalamnya, petunjuk bagi orang-orang yang bertakwa”.
Sayangnya, seringkali kita merasa sudah sangat menguasai Alquran, padahal membacanya saja masih malas. Alquran hanya menjadi pajangan ,Alquran hanya menjadi  Hiasan yang tak tersentuh AL quran hanya menjadi bagian yang katanya kita beriman kepada nya namun jarang kita baca ,,,,Maka, Ramadhan ini kesempatan untuk mengulang bacaan kita dan memperbaiki bacaannya.
Rasulullah SAW pernah meminta Ibnu Mas’ud untuk membacakan Alquran baginya. Ibnu Mas’ud berkata, “bagaimana aku bacakan Alquran sementara ia turun padamu?” Rasulullah SAW menjawab, “aku senang mendengarnya dari (orang) lain.”
Demi mendengar bacaan Ibnu Mas’ud, Rasulullah SAW menitikan air mata dan meminta Ibn Mas’ud untuk menghentikan bacaannya. Ayat yang membuat beliau SAW menangis adalah:    
              فَكَيْفَ إِذَا جِئْنَا مِنْ كُلِّ أُمَّةٍ بِشَهِيدٍ وَجِئْنَا بِكَ عَلَىٰ هَٰؤُلَاءِ شَهِيدًا

 



“Maka bagaimanakah (halnya orang kafir nanti), apabila Kami mendatangkan seseorang saksi (rasul) dari tiap-tiap umat dan Kami mendatangkan kamu (Muhammad SAW) sebagai saksi atas mereka itu (sebagai umatmu)”. (QS An-nisa: 41)
Beliau SAW kemudian berkata, “siapa orang yang ingin membaca Alquran seperti saat diturunkan, bacalah sesuai bacaan Ibnu Umi Abdi (Abdullah bin Mas’ud)”.
Karena itulah, Khalid bin Walid, salah seorang sahabat Nabi SAW, setiap kali mengambil mushaf Alquran, ia menitikan air mata menangis seraya berkata, “Aku sibuk (hingga tak sempat membacamu) karena jihad”. Bayangkan, Khalid bin Walid menangis karena sibuk berjihad fisabilillah. Sementara kita? Sibuk Apa Selama di dunia Sampai tua renta!!! Berapa kali kita hanya membaca Al-quran?? Berapa kali kita menghatamkannya?
Dan seberapa besar nilai-nilai yang terkandung dalam al quran kita terapkan?entahlah tanyakan pada diri kita masing2.
Maka dari itu hiasilah bulan yang penuh berkah ini dengan kita memperbanyak membaca Al quran dengan harapan kita mendapat berkah dan hidayah dari ALLAH SWT.
Hadirin ihwanul muslimin yang berbahagia.
Kedua: Ramadhan adalah bulan Qiyamul Lail.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW berkata,
مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ.
 “Barangsiapa melakukan qiyam Ramadhan karena iman dan mencari pahala, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari Muslim).

Maksud dari kata “qiyam Ramadhan” adalah shalat tarawih dan tahjjud sebagaimana yang dituturkan oleh para ulama.  
Ubay bin Ka’ab salah satu sahabat Rasulullah SAW menjadi imam shalat pertama pada taraweh berjamaah di era Umar bin Khattab itu.
Biasanya, Rasulullah SAW menutup shalat tarawehnya dengan shalat witir. Ketika Rasulullah SAW ditanya, “Doa (di waktu apa) yang paling didengar (Allah)?”. Beliau SAW menjawab, “pada penghujung malam”.
Aisyah menceritakan:
 مِنْ كُلِ اللَيْلِ قَدْ أوْتَرَ رَسُولُ اللهِ صَلىَ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَم فَانْتَهَى وِتْرُهُ إلىَ السَحْر
“Pada setiap malam, Rasulullah SAW menunaikan shalat witr, dan shalatnya berakhir sampai waktu sahur (remang-remang)”.
Shalat malam mengajarkan kita untuk khusyu dan tawadhu. Di era gadget dan media sosial, saat setiap kita mudah sekali up-date status, shalat malam seharusnya mampu mengajarkan kita untuk tidak show-up, pamer kepada banyak orang untuk beribadah dengan kualitas terbaik.
Imam Ibnul Qayyim mengingatkan,
قَدْ قَالَ أحَدُ الصَالِحِين : لآنْ اَبيت نَائِمََا وَاصْبَحَ نَادِيمََا خَيرٌ مِن أبيتَ قَائِمََا وَاصبَحَ مُعْجِبََا

dan sungguh telah berkata salah seorang yang shaleh, “bahwa engkau tertidur di malam hari (sehingga tidak tahajjud) dan menyesal di pagi hari adalah lebih baik dari pada kau tahajjud di malam hari, dan berbangga (dengan tahajjud itu) di pagi hari”

Shalat yang khusyu akan mengantarkan pertolongan dan kasih sayang Allah. Dikisahkan suatu malam, seorang pencuri masuk ke rumah Malik bin Dinar. Pencuri itu mencari-cari emas dan perak yang dimiliki sang Imam. Namun, dia tak mendapati apa-apa, kecuali sang imam yang tengah qiyamul lail.
Selepas mengucap salam, Imam Malik memergoki pencuri yang tengah mengintip itu. Disapanya: “Engkau ingin mencuri harta, hanya memberimu kebahagiaan dunia. Sudahkah kau curi waktu malam untuk menyiapkan kebahagiaan akherat?”.
Pencuri itu tertegun. Ia kemudian duduk bersila, mendengarkan tausiyah sang Imam. Saat masuk waktu shubuh, Malik bin Dinar dan pencuri itu keluar rumah, mereka menuju masjid bersama-sama. Masyarakat geger. Dan Mereka berkata, “Imam paling mulia berjalan ke masjid dan shalat berjamaah bersama pencuri paling utama”. Orang-orang bertanya: “apa rahasianya”.
Malik bin Dinar pun menjawab, “ketuklah pintu langit, sebab Dia-lah yang menggenggam hati manusia”.
Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.

Ketiga: Ramadhan adalah juga bulan sedekah.
Rasulullah SAW adalah seorang yang paling pemurah dan di bulan Ramadhan beliau lebih pemurah lagi. Kebaikan Rasulullah SAW di bulan Ramadhan melebihi angin yang berhembus karena begitu cepat dan banyaknya.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW mengatakan, “Sebaik-baik sedekah adalah sedekah di bulan Ramadhan.” (HR. Baihaqi). Dan bersedekah tidak harus menunggu kaya. Kadang kita berangan angan jika kaya kita akan bersedekah ini,memberikan itu,tapi kita lupa bahwa bersedekah itu tidak mesti harus kaya, dengan hal-hal kecil sekalipun kita bisa bersedekah,, seperti misal memberi bukaan puasa kepada tetangga, membantu orang-orang dalam kesusahan atau terkena musibah, itu sudah bagian terkecil dari sedekah,,
Suatu hari, Rasulullah SAW berkata,

سبق درهم مئة ألف درهم فقال رجل وكيف ذاك يا رسول الله قال: رجل له مال كثير أخذ من عرضه مئة ألف درهم تصدق بها ورجل ليس له إلا درهمان فأخذ أحدهما فتصدق به
“(Pahala sedekah) satu dirham mengalahkan seratus ribu dirham”. Seorang sahabat bertanya, “Bagaimana mungkin, ya Rasulullah?”. “(Bandingkan) seorang kaya raya yang memiliki banyak harta, dia mengambil seratus ribu dirham dari hartanya dan bersedekah dengannya. Lalu ada seorang miskin yang hanya punya dua dirham, dan dia bersedekah dengan satu dari dua dirham itu”.
Karena itulah, Ali bin Abi Thalib berkata, “Jangan malu bersedekah walaupun sedikit. Sebab, kebaikan itu (dinilai) pada pemberiannya walaupun sedikit”.
Dikisahkan, seseorang bertanya kepada Ali bin Abi Thalib, “Bagaimana untuk mengetahui seseorang itu “ahli dunia” atau “ahli akhirat”?” Ali bin Abi Thalib menjawab, “Jika ada dua orang (tamu) datang, satu orang (tamu) membawa hadiah, dan satu lagi meminta sedekah. Bila hati tuan rumah lebih condong pada pembawa hadiah, maka dia termasuk ahli dunia. Apabila hati tuan rumah lebih condong pada orang yang meminta sedekah, maka dia termasuk ahli akhirat.
Karena itu pula, Ibnul Qayyim mengatakan,
 لَوْ عَلِمَ الْمُتَصَدِقُ حَقّ الْعِلْمَ وَتَصَوُرَ أنَ صَدَقَتُهُ تَقَعَ فِي ( يَدِ اللَهِ ) قَبْلِ يَدِ الفَقِيرِ ، لَكَانَتْ لَذّةُ المُعْطِي أكْبَرَ مِنْ لَذَةِ الآخِذِ
Seandainya seorang pemberi sedekah mengetahui dan melihat dengan sebenarnya bahwa sedekahnya telah sampai (ke tangan Allah) sebelum sampai ke tangan orang miskin, niscaya rasa bahagia yang dirasakan seorang pemberi sedekah lebih besar dari rasa bahagia penerima (sedekah) itu.

Hadirin kaum Muslimin jamaah shalat Jum’at yang mulia.
Keempat: ramadhan adalah bulan tobat. Rasulullah SAW berkata,

 يَا أَيُّهَا النَّاسُ تُوبُوا إِلَى اللَّهِ وَاسْتَغْفِرُوهُ، فَإِنِّي أَتُوبُ إِلَى اللَّهِ، وَأَسْتَغْفِرُهُ فِي كُلِّ يَوْمٍ مِائَةَ مَرَّةٍ
“Wahai umat manusia bertobatlah kalian. Sesungguhnya aku bertobat seratus kali dalam sehari-semalam”. Bila pada hari-hari biasa kita dianjurkan bertobat. Maka, tobat di bulan Ramadhan tentu lebih baik adanya.
Mengapa tobat? Sebab manusia makhluk yang lemah. Allah memberi jalan tobat sebagai wujud kasih sayang-Nya kepada kita. Bahkan Allah sangat senang dan bahagia bila ada manusia yang bertobat dengan taubat nasuha.
 Maka dari pada itu renungilah berapa usia kita saat sekarang ini?
Berapa banyak dosa besar dan kecil yang sudah kita perbuat?
Berapa kali sudah mata ini di biarkan saja melihat maksiat?
Berapa kali sudah langkah kaki ini berjalan ketempat yang dilarang allah?
Berapa  banyak rasa sakit yang sudah kita tanamkan di hati orang tua kita sehingga kita sempat di cap anak durhaka??
 Dari manakah jalan harta kita kita peroleh dan gunakan? Sehingga mungkin akan menjadi penghambat kita nantinya di hari akhirat!!
Maka mari kita sama2 bertaubat dibulan yang penuh dg ampunan ini semoga kita bahagian dari orang2 yang beruntung.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا

Wahai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat nasuha (QS. At-Tahrim : 8)
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي القُرْآنِ الكَرِيْمِ، وَنَفَعْنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الآيَاتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ، أَقُوْلُ هَذَا القَوْلَ وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ المُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَحِيْمُ




Khutbah Kedua:


اَلْحَمْدُ لله حَمْدًا كَثِيْرًا كَمَا اَمَرَ. اَشْهَدُ اَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ اِرْغَامًا لِمَنْ جَحَدَ وَ كَفَرَ. وَ اَشْهَدُ اَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ وَ حَبِيْبُهُ وَ خَلِيْلُهُ سَيِّدُ الْإِنْسِ وَ الْبَشَرِ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِهِ وَ اَصْحَابِهِ وَ سَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا.
اَمَّا بَعْدُ، فَيَا عِبَادَ الله اِتَّقُوْا الله وَ اعْلَمُوْا اَنَّ الله يُحِبُّ مَكَارِمَ الْأُمُوْرِ وَ يَكْرَهُ سَفَاسِفَهَا يُحِبُّ مِنْ عِبَادِهِ اَنْ يَّكُوْنُوْا فِى تَكْمِيْلِ اِسْلَامِهِ وَ اِيْمَانِهِ وَ اِنَّهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْفَاسِقِيْنَ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ وَ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلَى اَلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ وَ سَلَّمْتَ وَ بَارَكْتَ عَلَى اِبْرَاهِيْمَ وَ عَلَى اَلِ اِبْرَاهِيْمَ فِى الْعَالَمِيْنَ اِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَ الْمُؤْمِنَاتِ وَ الْمُسْلِمِيْنَ وَ الْمُسْلِمَاتِ اَلْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَ الْأَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ وَ قَاضِيَ الْحَاجَاتِ. اَللَّهُمَّ رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوْبَنَا بَعْدَ اِذْهَدَيْتَنَا وَ هَبْلَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً اِنَّكَ اَنْتَ الْوَهَّابُ. رَبَّنَا لَا تَجْعَلْ فِى قُلُوْبَنَا غِلًّا لِلَّذِيْنَ اَمَنُوْا رَبَّنَا اِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ. رَبَّنَا هَبْلَنَا مِنْ اَزْوَاجِنَا وَ ذُرِّيَّتِنَا قُرَّةَ اَعْيُنٍ وَ اجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِيْنَ اِمَامًا. رَبَّنَا اَتِنَا فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَ فِى الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَ قِنَا عَذَابَ النَّارِ.
عِبَادَ الله! اِنَّ الله يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَ الْإِحْسَانِ وَ اِيْتَاءِ ذِى الْقُرْبَى وَ يَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاءِ وَ الْمُنْكَرِ وَ الْبَغْىِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَّكَّرُوْنَ فَاذْكُرُوْا الله الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَ اشْكُرُوْهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَ لَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرُ وَ اللهُ يَعْلَمُ مَا تَصْنَعُوْنَ .



Tidak ada komentar